Amien Rais: Reformasi Indonesia Sudah di Arah yang Benar
Rangga Almahendra – detikNews
Wina - Indonesia baru saja mendapatkan predikat baru sebagai negara demokratis nomor 3 terbesar di dunia, setelah India dan Amerika. Bahkan dibanding kedua negara itu, Indonesia berhasil mengatasi tantangan pluralisme yang jauh lebih kompleks.
Banyak yang memperkirakan nasib Indonesia akan seperti Yugoslavia atau Uni Soviet pasca turunnya Suharto, tapi hingga saat ini Indonesia masih kokoh berdiri sebagai bangsa yang besar.
Demikian disampaikan Amien Rais saat memberikan kuliah di Academy of Science Austria, Kamis (22/10/2009).
“Jadi tidak ada alasan untuk pesimis dalam menatap masa depan”, imbuh mantan Ketua MPR ini.
Namun Amien juga menambahkan, pemerintahan SBY dan kabinet baru harus bekerja lebih keras dalam menuntaskan agenda reformasi. Menurut Amien, dari 6 agenda reformasi, 3 masih belum tuntas, yaitu penegakan hukum tanpa tebang pilih, tata pemerintahan yang bersih dan pemulihan ekonomi.
“Meskipun masih terseok, reformasi di Indonesia sudah berjalan di arah yang benar,” ujar Amien.
Amien Rais datang ke Wina memenuhi undangan dari KBRI Austria untuk memberikan kuliah umum dengan tema: Reformasi and Democratization Movement in Indonesia :1998-2009.
Pada hari yang sama Amien juga memberikan ceramah kedua di Vienna University of Economics and Business, kali ini untuk memenuhi undangan dari CEMS, aliansi sekolah bisnis terkemuka di Eropa.
Dalam kuliah kedua ini Amien membawakan topik Globalisasi dalam perspektif dunia ketiga. Amien lebih banyak membedah isi bukunya : Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia, yang sudah diterjemahkan dalam bahasa inggris menjadi Save Our Nation dan akan dirilis di luar negeri dalam waktu dekat.
Gunther Stahl, Professor INSEAD yang memandu kuliah malam itu berkomentar, meskipun sangat provokatif, buku Amien memberi perspektif baru bagi dunia barat.
Dalam kuliahnya Amien mengatakan, jumlah pengeluaran untuk kebutuhan kosmetik di Amerika cukup untuk memenuhi pembangunan infrastruktur pendidikan di dunia ketiga.
“Bagaimana dunia ketiga bisa bersaing, jika masih banyak ketimpangan dan ketidaksetaraan di berbagai bidang?” lontar Amien.
Amien juga mengkritik kebijakan IMF, Bank Dunia dan WTO yang justru membuka jalan bagi dunia barat untuk mengeksploitasi dunia ketiga. Amien menghendaki adanya dialog yang lebih jujur dan terbuka antarnegara maju dan negara berkembang atas prinsip kesetaraan. Setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun bangsanya, pungkas Amien di akhir kuliah.
Mahasiswa Antusias
Meskipun topik yang dibawakan Amien sangat kontroversial, sekitar 100 mahasiswa dari berbagai negara tampak antusias mengikuti kuliah malam itu sampai selesai. Bahkan beberapa mahasiswa langsung memesan kopi buku Amien.
Setelah kota Wina, Amien Rais akan melanjutkan perjalanannya ke kota Praha, Berlin dan Amsterdam. Amien dan rombongan direncanakan kembali ke tanah air tanggal 26 Oktober nanti.
Rangga Almahendra – detikNews
Wina - Indonesia baru saja mendapatkan predikat baru sebagai negara demokratis nomor 3 terbesar di dunia, setelah India dan Amerika. Bahkan dibanding kedua negara itu, Indonesia berhasil mengatasi tantangan pluralisme yang jauh lebih kompleks.
Banyak yang memperkirakan nasib Indonesia akan seperti Yugoslavia atau Uni Soviet pasca turunnya Suharto, tapi hingga saat ini Indonesia masih kokoh berdiri sebagai bangsa yang besar.
Demikian disampaikan Amien Rais saat memberikan kuliah di Academy of Science Austria, Kamis (22/10/2009).
“Jadi tidak ada alasan untuk pesimis dalam menatap masa depan”, imbuh mantan Ketua MPR ini.
Namun Amien juga menambahkan, pemerintahan SBY dan kabinet baru harus bekerja lebih keras dalam menuntaskan agenda reformasi. Menurut Amien, dari 6 agenda reformasi, 3 masih belum tuntas, yaitu penegakan hukum tanpa tebang pilih, tata pemerintahan yang bersih dan pemulihan ekonomi.
“Meskipun masih terseok, reformasi di Indonesia sudah berjalan di arah yang benar,” ujar Amien.
Amien Rais datang ke Wina memenuhi undangan dari KBRI Austria untuk memberikan kuliah umum dengan tema: Reformasi and Democratization Movement in Indonesia :1998-2009.
Pada hari yang sama Amien juga memberikan ceramah kedua di Vienna University of Economics and Business, kali ini untuk memenuhi undangan dari CEMS, aliansi sekolah bisnis terkemuka di Eropa.
Dalam kuliah kedua ini Amien membawakan topik Globalisasi dalam perspektif dunia ketiga. Amien lebih banyak membedah isi bukunya : Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia, yang sudah diterjemahkan dalam bahasa inggris menjadi Save Our Nation dan akan dirilis di luar negeri dalam waktu dekat.
Gunther Stahl, Professor INSEAD yang memandu kuliah malam itu berkomentar, meskipun sangat provokatif, buku Amien memberi perspektif baru bagi dunia barat.
Dalam kuliahnya Amien mengatakan, jumlah pengeluaran untuk kebutuhan kosmetik di Amerika cukup untuk memenuhi pembangunan infrastruktur pendidikan di dunia ketiga.
“Bagaimana dunia ketiga bisa bersaing, jika masih banyak ketimpangan dan ketidaksetaraan di berbagai bidang?” lontar Amien.
Amien juga mengkritik kebijakan IMF, Bank Dunia dan WTO yang justru membuka jalan bagi dunia barat untuk mengeksploitasi dunia ketiga. Amien menghendaki adanya dialog yang lebih jujur dan terbuka antarnegara maju dan negara berkembang atas prinsip kesetaraan. Setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun bangsanya, pungkas Amien di akhir kuliah.
Mahasiswa Antusias
Meskipun topik yang dibawakan Amien sangat kontroversial, sekitar 100 mahasiswa dari berbagai negara tampak antusias mengikuti kuliah malam itu sampai selesai. Bahkan beberapa mahasiswa langsung memesan kopi buku Amien.
Setelah kota Wina, Amien Rais akan melanjutkan perjalanannya ke kota Praha, Berlin dan Amsterdam. Amien dan rombongan direncanakan kembali ke tanah air tanggal 26 Oktober nanti.