New Movie Faith and the City

Kelanjutan kisah perjalanan di buku sebelumnya, Bulan Terbelah di Langit Amerika. Mengangkat topik tentang peran media massa dalam mencitrakan Islam di mata dunia

Kuliah Hak Segala Bangsa

Kuliah kilat gratis...tis...tisss... yang bisa diakses kapan saja, dimana saja hanya di Youtube KHSBPositivi

9 Jun 2016

Berhentilah Mencandai Ramadhan



Akhir-akhir ini, kita merindukan suasana Ramadhan 10 atau 15 tahun yang lalu ketika euforia sosial media belum sebebas dan sebablas sekarang. Mengapa?






Sadarilah, Ramadhan adalah tamu agung yang membawa banyak oleh-oleh dan tanda mata beraneka macam yang 'mahal' dan 'berkelas' untuk kita tuan rumahnya. Oleh-oleh itu berupa pahala, maghfiroh, keberkahan, setiap kebajikan bernilai berlipat-lipat dari biasanya.

Oleh karena itu kita mengatakan Marhaban yaa Ramadhan, bukan hanya Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan.


Sadarilah, ketika Anda membuat lucu-lucuan, meme-meme-an, posting-postingan yang bersifat meledek dan mencandai Ramadhan -agar dikira kreatif dan penuh gagasan-, bahkan membuat orang sampai membaginya, men-share, di banyak media sosial, grup bicara dan sebagainya, Anda sedang melukai perasaan tamu Anda yang dengan tulus sedang bicara serius pada Anda, bermakna, penting, berikut dengan semua 'oleh-oleh pahala' itu yang Anda anggap tak berguna.

Lalu dengan seenaknya Anda katakan: "Ah, kamu ini terlalu sensi, aku kan cuma bercanda. Woles aja kale, gitu aja baperan".

Sadarilah, suatu kali Pengutus tamu agung ini pun juga akan bercanda pada anda pada saat yang paling serius di penghujung akhir kehidupan.

Saat Anda sudah berbahagia, menjadi tamu Surga, ketika Anda tengah memasuki gerbang Surga. Tetiba malaikat mencegat seraya berkata:

"Kamu tidak jadi masuk Surga. Tuhan hanya bercanda kalau kamu bisa masuk Surga"

Anda tercengang.

"Woles aja dan jangan baper ya, sekarang ambil jalur satunya lagi", seru Malaikat penjaga Surga.

Marilah, kurangi dan hentikan kadar bercanda hingga meledek di bulan yang suci ini. Jadikan media sosial sebagai sarana menggapai Surga dengan tidak mencandai Ramadhan.

1 Feb 2016

Pesan Novel Faith and the City


HARGA : Rp. 60.0000,- (pulau jawa)
Rp. - (luar pulau jawa)
BONUS : TANDA TANGAN PENULIS

*sudah termasuk ongkos kirim

CARA PEMESANAN BUKU :
  • Kirimkan pesanan judul dan jumlah buku ke alamat Email : hanumrais@gmail.com atau SMS ke 0821-3519-8198 (Sholiha), disertai dengan nama lengkap serta alamat tujuan pengiriman. 
  • Email/SMS/Pesan Facebook akan kami respon dengan cepat. 
  • Jika sudah sesuai dengan jumlah pemesanan, silahkan Anda transfer ke :
  • Bank Mandiri - KC Yogyakarta Gedung Magister
  • A/C : 137-00-1058960-0
  • A.n Sholiha Wardati
Dimohon untuk konfirmasi pembayaran dan informasi bank yang digunakan dan jika telah melakukan transfer diharapkan konfirmasinya melalui SMS ke 0821-3519-8198 (Sholiha), atau email hanumrais@gmail.com.
Dapatkan diskon khusus untuk pembelian dalam jumlah besar.

25 Jan 2016

Sinopsis Faith and the City



Setelah malam penganugerahan Hero of the Year untuk Phillipus Brown, semua wartawan menginginkan wawancara eksklusif dengan Phillipus Brown dengan Azima Hussein beserta kedua anak gadis mereka, Sarah Hussein dan Layla Brown. Pasangan penyatu jembatan yang terpisah, Hanum dan Rangga, tak pelak ikut menikmati media frenzy. Bagi Hanum, New York City masih ingin menahannya. Tidak bagi Rangga-tugas belajar dan riset telah menunggu di Wina. 

Out of the blue, Cooper dari Global New York TV (GNTV) hadir dalam hidup mereka. Ia menawarkan kesempatan yang mustahil ditolak Hanum: menjadi produser acara GNTV yang meliput dunia Islam dan Amerika.

Ini adalah secuplik mdia yang gelap, dunia rating dan share yang manis sekaligus menjebak. New York yang elegan, namun mengintai soliditas Hanum dan Rangga. New York yang romantis, menghembuskan mantra magis, namun melahirkan kenyataan ironis.

Akankah Hanum mampu mengelak pesona Cooper dan New York City? Mampukah Rangga mempertahankan cinta sejatinya dari impian yang membelitnya?

Atau jangan-jangan...impian yang menjadi kenyataan tetaplah ilusi, jika melupakan iman dan keyakinan?