New Movie Faith and the City

Kelanjutan kisah perjalanan di buku sebelumnya, Bulan Terbelah di Langit Amerika. Mengangkat topik tentang peran media massa dalam mencitrakan Islam di mata dunia

Kuliah Hak Segala Bangsa

Kuliah kilat gratis...tis...tisss... yang bisa diakses kapan saja, dimana saja hanya di Youtube KHSBPositivi

6 Dec 2009

Ja Vienna! Meneropong Indonesia Lewat Jawa - Jakarta

(sal/asy) detiknews 

Wina - Diakui atau tidak, sebagian besar wisatawan mancanegara selama ini hanya mengenal keindahan Indonesia lewat Bali saja. Di mata para bule, tempat wisata di Indonesia lainnya tak sepopuler pulau Dewata itu.

Termasuk di Austria, pengenalan Indonesia dirasa masih kurang. Hal inilah yang membuat para pelajar Indonesia di Austria mengusung Malam Indonesia bertajuk 'Ja Vienna' selama 2 hari pada Jumat dan Sabtu lalu di Ragnarhof, Wina, Austria.

Dimotori oleh Oktariza Chodijah, salah satu anggota PPI Austria, Ja Vienna mampu bersaing menyedot perhatian dengan beberapa pagelaran seni lainnya pada malam tersebut. 7 tarian Jawa dan Jakarta secara maraton digeber  pada 2 malam tersebut. Tak pelak, tarian tradisional inilah yang membuat para pengunjung bertahan di acara tersebut.

"Saya datang terus, karena saya penari, dan saya benar benar ingin belajar tarian yang baru saya saksikan tadi," kata Amura, pengunjung dari AS setelah melihat tarian Renggong Manis asal Betawi.

Menurut panitia, Jawa dan Jakarta sangat perlu diperkenalkan, karena menjadi pusat ekonomi, politik sekaligus budaya di Indonesia. Tak hanya tarian, sejumlah makanan tradisional seperti es cendol dan klepon Jawa hadir diperkenalkan pada lidah orang barat. Es cendol dipilih karena dianggap menjadi minuman yang sangat umum dan dapat ditemukan di mana pun di pulau Jawa.

Selain suguhan tarian dan kuliner asli Jawa dan Jakarta, pemutaran film 2 jam juga digelar. Film 'Berbagi Suami' atau Love for Share dipertontonkan khalayak Wina. Film ini dipilih karena memperlihatkan sisi lain kehidupan masyarakat Indonesia dalam praktek poligami dilihat dari berbagai level masyarakat. Selain itu, diharapkan dengan pemutaran film ini terjadi tukar menukar pikiran dan diskusi antar publik dari berbagai pendapat masyarakat di Austria.

"Ini film yang bagus, dari sisi bagaimana mengkoneksi antar satu kejadian dengan kejadian lainnya, selain benar benar memberi perspektif baru untuk saya tentang multiple marriages," ujar Claudia, warga Wina.

Yang paling menarik adalah sesi short practice. Di sesi ini para pengunjung berkesempatan belajar satu gerakan tarian sederhana yang diperagakan oleh salah seorang pelajar Indonesia. Di sesi ini, para pengunjung sangat antusias karena gerakan terlihat mudah namun ternyata susah. Inilah yang membuat mereka penasaran.

Rencananya, di bulan berikutnya, persatuan pelajar Indonesia akan menggilir satu demi satu  daerah di Indonesia untuk dipamerkan ke publik Austria. "Dengan demikian, para wisatawan tak hanya berkunjung ke Bali, tapi juga tempat tempat eksotis lainnya di Indonesia," ujar Oktariza yang juga berperan sebagai ketua panitia pada acara tersebut.

22 Oct 2009

Amien Rais: Reformasi Indonesia Sudah di Arah yang Benar

Amien Rais: Reformasi Indonesia Sudah di Arah yang Benar
Rangga Almahendra – detikNews

Wina - Indonesia baru saja mendapatkan predikat baru sebagai negara demokratis nomor 3 terbesar di dunia, setelah India dan Amerika. Bahkan dibanding kedua negara itu, Indonesia berhasil mengatasi tantangan pluralisme yang jauh lebih kompleks.

Banyak yang memperkirakan nasib Indonesia akan seperti Yugoslavia atau Uni Soviet pasca turunnya Suharto, tapi hingga saat ini Indonesia masih kokoh berdiri sebagai bangsa yang besar.

Demikian disampaikan Amien Rais saat memberikan kuliah di Academy of Science Austria, Kamis (22/10/2009).

“Jadi tidak ada alasan untuk pesimis dalam menatap masa depan”, imbuh mantan Ketua MPR ini.

Namun Amien juga menambahkan, pemerintahan SBY dan kabinet baru harus bekerja lebih keras dalam menuntaskan agenda reformasi. Menurut Amien, dari 6 agenda reformasi, 3 masih belum tuntas, yaitu penegakan hukum tanpa tebang pilih, tata pemerintahan yang bersih dan pemulihan ekonomi.

“Meskipun masih terseok, reformasi di Indonesia sudah berjalan di arah yang benar,” ujar Amien.

Amien Rais datang ke Wina memenuhi undangan dari KBRI Austria untuk memberikan kuliah umum dengan tema: Reformasi and Democratization Movement in Indonesia :1998-2009.

Pada hari yang sama Amien juga memberikan ceramah kedua di Vienna University of Economics and Business, kali ini untuk memenuhi undangan dari CEMS, aliansi sekolah bisnis terkemuka di Eropa.

Dalam kuliah kedua ini Amien membawakan topik Globalisasi dalam perspektif dunia ketiga. Amien lebih banyak membedah isi bukunya : Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia, yang sudah diterjemahkan dalam bahasa inggris menjadi Save Our Nation dan akan dirilis di luar negeri dalam waktu dekat.

Gunther Stahl, Professor INSEAD yang memandu kuliah malam itu berkomentar, meskipun sangat provokatif, buku Amien memberi perspektif baru bagi dunia barat.

Dalam kuliahnya Amien mengatakan, jumlah pengeluaran untuk kebutuhan kosmetik di Amerika cukup untuk memenuhi pembangunan infrastruktur pendidikan di dunia ketiga.

Reformasi Indonesia Sudah di Arah yang Benar“Bagaimana dunia ketiga bisa bersaing, jika masih banyak ketimpangan dan ketidaksetaraan di berbagai bidang?” lontar Amien.

Amien juga mengkritik kebijakan IMF, Bank Dunia dan WTO yang justru membuka jalan bagi dunia barat untuk mengeksploitasi dunia ketiga. Amien menghendaki adanya dialog yang lebih jujur dan terbuka antarnegara maju dan negara berkembang atas prinsip kesetaraan.  Setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun bangsanya, pungkas Amien di akhir kuliah.

Mahasiswa Antusias

Meskipun topik yang dibawakan Amien sangat kontroversial, sekitar 100 mahasiswa dari berbagai negara tampak antusias mengikuti kuliah malam itu sampai selesai. Bahkan beberapa mahasiswa langsung memesan kopi buku Amien.

Setelah kota Wina, Amien Rais akan melanjutkan perjalanannya ke kota Praha, Berlin dan Amsterdam. Amien dan rombongan direncanakan kembali ke tanah air tanggal 26 Oktober nanti.



(lrn/nrl) detiknews

20 Oct 2009

Amien Rais: Indonesia Buktikan Islam Selaras Demokrasi

Amien Rais: Indonesia Buktikan Islam Selaras Demokrasi
Rangga Almahendra - detikNews

Jakarta - Tokoh reformasi Amien Rais mengatakan Indonesia membuktikan bahwa Islam dapat berjalan selaras dan seiring dengan demokrasi. Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, membuktikannya dengan pemilihan legislatif dan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden secara langsung pada tahun 2004 dan 2009 berjalan lancar, aman dan damai.

Indonesia juga sudah memasuki fase pemilihan untuk gubernur, bupati atau walikota secara langsung oleh rakyat. Amien menegaskan, belum tentu hal ini bisa dilakukan seluruh negara di Eropa.

Pernyataan itu disampaikan oleh Amien dalam kuliah umum yang bertema 'Islam and Democracy: Indonesian Perspective and Experience' di Bratislava, Slovakia pada selasa, 20 Oktober 2009.

Kuliah umum ini diselenggarakan oleh KBRI Bratislava bekerja sama dengan Universitas Ekonomi Bratislava. Tampaknya, tema Islam dan Demokrasi ini sangat mengundang antusiasme warga Eropa. Sejumlah duta besar dan diplomat dari perwakilan asing negara-negara sahabat, pemerhati Islam dan demokrasi hadir. Lebih dari 300 mahasiswa dari Universitas Ekonomi dan Universitas Comunius juga menjejali ruang kuliah umum. Dua universitas tersebut cukup terkemuka di Slovakia. Pertanyaan kritis dari para mahasiswa negara bekas komunis tersebut pun mengalir deras untuk Amien.

Amien menambahkan, Indonesia secara jelas dapat menjadi rujukan untuk menjawab adanya keraguan beberapa kalangan sebelumnya apakah Islam dapat selaras dengan demokrasi.

Sebelumnya, dalam kesempatan tersebut, Harsha E. Joesoef, Duta Besar RI untuk Slovakia menyatakan bahwa melalui kegiatan ini Indonesia ingin berbagi pengalaman dengan Negara-negara sahabat di Eropa mengenai pelaksanaan dan kehidupan demokrasi di Indonesia, yang notabene negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

Amien Rais, berada di Eropa selama 8 hari untuk memberikan sejumlah kuliah dan seminar di beberapa universitas di Eropa seperti di Slovakia, Jerman, dan Austria. Sebagaimana sebelumnya, ide-ide pemikiran Amien Rais yang akan diangkat dalam kuliah berikutnya adalah tentang Islam, Demokrasi serta perspektif globalisasi di mata dunia ketiga.

(rdf/rdf) detiknews

Amien Rais: Islam Selaras Demokrasi

Amien Rais: Indonesia Buktikan Islam Selaras Demokrasi
Rangga Almahendra - detikNews

Jakarta - Tokoh reformasi Amien Rais mengatakan Indonesia membuktikan bahwa Islam dapat berjalan selaras dan seiring dengan demokrasi. Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, membuktikannya dengan pemilihan legislatif dan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden secara langsung pada tahun 2004 dan 2009 berjalan lancar, aman dan damai.

Indonesia juga sudah memasuki fase pemilihan untuk gubernur, bupati atau walikota secara langsung oleh rakyat. Amien menegaskan, belum tentu hal ini bisa dilakukan seluruh negara di Eropa.

Pernyataan itu disampaikan oleh Amien dalam kuliah umum yang bertema 'Islam and Democracy: Indonesian Perspective and Experience' di Bratislava, Slovakia pada selasa, 20 Oktober 2009.

Kuliah umum ini diselenggarakan oleh KBRI Bratislava bekerja sama dengan Universitas Ekonomi Bratislava. Tampaknya, tema Islam dan Demokrasi ini sangat mengundang antusiasme warga Eropa. Sejumlah duta besar dan diplomat dari perwakilan asing negara-negara sahabat, pemerhati Islam dan demokrasi hadir. Lebih dari 300 mahasiswa dari Universitas Ekonomi dan Universitas Comunius juga menjejali ruang kuliah umum. Dua universitas tersebut cukup terkemuka di Slovakia. Pertanyaan kritis dari para mahasiswa negara bekas komunis tersebut pun mengalir deras untuk Amien.

Amien menambahkan, Indonesia secara jelas dapat menjadi rujukan untuk menjawab adanya keraguan beberapa kalangan sebelumnya apakah Islam dapat selaras dengan demokrasi.

Sebelumnya, dalam kesempatan tersebut, Harsha E. Joesoef, Duta Besar RI untuk Slovakia menyatakan bahwa melalui kegiatan ini Indonesia ingin berbagi pengalaman dengan Negara-negara sahabat di Eropa mengenai pelaksanaan dan kehidupan demokrasi di Indonesia, yang notabene negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

Amien Rais, berada di Eropa selama 8 hari untuk memberikan sejumlah kuliah dan seminar di beberapa universitas di Eropa seperti di Slovakia, Jerman, dan Austria. Sebagaimana sebelumnya, ide-ide pemikiran Amien Rais yang akan diangkat dalam kuliah berikutnya adalah tentang Islam, Demokrasi serta perspektif globalisasi di mata dunia ketiga.

(rdf/rdf) detiknews

5 Oct 2009

Dari Perut sampai ke Hati

Baratislava - Dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia, jargon yang satu ini mungkin perlu dianut. Dari perut sampai ke hati. Yakni kecintaan akan masakan Indonesia yang lezat, pada gilirannya akan menimbulkan keinginan untuk lebih mengenal Indonesia secara luas.

Inilah yang dipakai oleh Emilia S Joesoef, istri duta besar RI untuk Slovakia dalam mempromosikan Indonesia di Eropa. Sejumlah istri duta besar dari negara negara sahabat seperti Finlandia, Swedia, Spanyol, Kroasia, dan puluhan undangan lainnya yang tergabung dalam International Women Club Bratislava (IWCB) Rabu lalu (30/9/2009) dijamu dengan serangkaian kekayaan masakan tanah air.

Kegiatan Indonesian Culinary Safari ini tentu saja menjadi sarana efektif untuk meningkatkan pengenalan masyarakat internasional terhadap Indonesia. Karena memiliki cita rasa dan jenis makanan yang paling variatif di dunia, masakan pedas, manis, sampai asam pun digelar dalam kegiatan tersebut.

Para pengunjung pun tampak antusias saat pemutaran video cooking aneka ragam masakan Indonesia dipertontonkan. Apalagi, video ini bukan produksi dalam negeri, melainkan produksi BBC London. Berdurasi sekitar setengah jam, video ini menyuguhkan proses memasak masakan Indonesia secara spesifik yang diperagakan oleh chef profesional. Mulai dari pengolahan bumbu hingga penyajian, dan pencicipan masakan.

Meski lidah mereka asing, para ibu-ibu anggota darmawanita Eropa ini tampak biasa menyantap hidangan tanah air yang terkenal 'spicy'. Di antaranya, sate Padang, sate ayam Madura, ayam Bali betutu, nasi goreng, telur balado, rendang, gado-gado, ikan bakar, dan es cendol.

Untuk melengkapi makanan utama tersebut, disajikan pula makanan jajan pasar. Sebut saja, penganan seperti semar mendem, lapis beras, wingko babat dan lapis legit berkompetisi untuk dicicipi para madame.

Hmm..mudah-mudahan, setelah mereka kenyang akan cita rasanya, mereka tak lupa, masakan yang mereka santap adalah buah kekayaan bangsa Indonesia.

29 Sept 2009

Dari Ladendorf untuk Korban Gempa Padang

Hanum Salsabiela Rais – detikNews

Wina - Rupanya musibah gempa Padang yang terjadi 30 September lalu terus mendapatkan perhatian dunia.  Buktinya, duka tersebut rupanya juga dirasakan oleh warga desa Ladendorf di Austria yang jauhnya ribuan kilo dari Sumatera Barat.

Sekelompok pemuda pemudi Austria yang tergabung dalam perkumpulan Pencak Silat 'Anak Harimau' Ladendorf bekerja sama dengan PPI Austria mengadakan acara pentas seni dan kebudayaan untuk menggalang dana bagi korban gempa di Padang.  Acara yang bertajuk 'Ladendorf hilft Padang' (Ladendorf membantu Padang) ini diadakan di gedung Balai Kota/Gemeindezentrum desa Ladendorf, 60 km utara kota Wina, Austria.

Pencak Silat 'Anak Harimau' adalah kelompok pencak silat yang didirikan oleh Stefan Taibl dan pemuda-pemuda dari Austria yang tertarik untuk mempelajari pencak silat dari Indonesia.  Beberapa dari mereka pernah tinggal dan mendalami ilmu pencak silat harimau langsung di Bukittinggi, Padang.

Itulah sebabnya setelah mendengar musibah gempa yang melanda kota Padang dan sekitarnya, mereka tergerak berinisiatif menggalang dana membantu korbang gempa. "Kami mengadakan acara ini, untuk membantu saudara dan teman teman kami di Padang,“ ungkap Stefan pada detikcom, Minggu (22/11/2009).

Saat tampil, para demonstran pencak silat yang kesemuanya adalah para bule ini sangat cakap dalam memperagakan gerakan silat.  Mereka juga mengenal film Merantau yang populer karena mengangkat seni beladiri tanah air ini.

"Salah satu koreografer film Merantau adalah pelatih di Anak Harimau," kata Martin, salah seorang anggota Anak Harimau.

Tak sekedar pencak silat saja, beberapa tarian Sumatera seperti Rampak juga mengundang decak kagum penonton. Selain tim penampil dari Gema Puspa Nusantara KBRI Austria dan pencak silat Anak Harimau, masyarakat Austria ternyata dengan sukarela juga mengisi acara.

Mulai dari pagelaran musik anak-anak, eksibisi taekwondo, tari perut, rock and roll, hingga musik jazz mewarnai kurang lebih 6 jam program Ladendorf Hilft Padang. Beberapa gambar dan foto akibat ganasnya gempa Padang juga dipajang di dinding gedung

Dalam acara tersebut tidak ada biaya tiket masuk. Pengunjung yang datang diharapkan memberikan donasinya lewat sebuah kotak gelas transparan yang diletakkan di depan pintu masuk. Menjelang acara selesai, diperkirakan sudah ribuan Euro terkumpul.

Menurut Tari, perwakilan dari PPI Austria, rencananya donasi akan disumbangkan kepada korban gempa lewat rekening pencak silat Anak Harimau untuk pembangunan infrastruktur Padang.

Digelarnya acara ini seakan mengingatkan kita kembali pada banyak musibah yang mengakibatkan kehancuran dan menelan ratusan nyawa manusia yang mungkin hingga kini belum pulih secara total, namun kerap terlupakan oleh bangsa kita sendiri sebab tertelan oleh isu lain di masyarakat.