5 Sept 2011

3 Jam latihan, bule-bule kecil berani tampilkan tarian Indonesia

Hanum Salsabiela Rais – detikNews

Wina - Gerakan–gerakan tari Saman mereka rancak namun beberapa kali sempat bertubrukan. Tari Bambu mereka sungguh memukau, namun seorang anak sempat terjepit kakinya oleh hentakan bambu. Olah pencak silat mereka tampak lihai walau salah satu dari mereka sempat terkena pukul beneran.

Selain 3 kesenian tersebut Permainan Gendang Jawa, Permainan Cublak-Cublak Suweng, dan Angklung Kolintang berturut mereka peragakan dengan aneka polah dan tingkah yang lucu.

Itulah yang tergambar dari satu jam penuh acara Tampil Budaya Indonesia oleh anak-anak SD Volksschule Montesori Schule Alma Seidlerweg, Wina Austria beberapa waktu lalu.

Anak-anak usia 6-11 tahun ini sangat antusias memperagakan kesenian dan tradisi dari Indonesia meski hanya berlatih kilat selama kurang lebih 3 jam saja. Sebelumnya, KBRI Wina bekerjasama dengan Volksschule Montesori Schule Alma Seidlerweg telah mengadakan penjajakan Schulkultur lewat pelajaran Geografi.

Dengan mengambil jam pelajaran Geografi inilah, pengenalan terhadap bangsa dan budaya Indonesia dilakukan. Usai pengenalan dan workshop, terbersit ide oleh para guru SD dan KBRI Wina untuk mempertontonkan kebolehan anak-anak di depan wali murid sepulang sekolah. Jadilah, walau hanya mendapat pengarahan dan latihan selama beberapa jam saja, anak-anak tampil maksimal pada sore harinya. Bahkan aula yang menjadi tempat penyelenggaraan penuh dengan pengunjung.

"Hampir semua orang tua murid datang melihat penampilan anak-anaknya. Ini benar-benar tidak diduga," demikian ujar Astrid salah satu guru SD.

Betapa pun, 3 jam latihan untuk usia anak memang tidak akan pernah menjamin hasil yang sempurna. Walhasil, dari setiap pertunjukan tarian atau permainan, anak-anak kecil ini sesekali melakukan kesalahan. Dus, membuat hadirin tertawa spontan.

"Ini luar biasa. Anak saya sepulang rumah tadi selalu mengatakan tentang Indonesia. Saya tanya mengapa kamu tertarik dengan Indonesia? Ia bilang,’Karena aku belajar tari Saman'," kata salah seorang wali murid.

KBRI Wina sendiri langsung mendapatkan tawaran dari beberapa sekolah privat untuk memberikan pengenalan Indonesia lagi. "Ya, ada guru dari SD lain yang menyaksikan dan menawarkan kepada KBRI Wina. Kita akan tindaklanjuti semester depan," demikian kata Gardina Kartasasmita dari KBRI Wina optimis.

Dalam sambutannya Sulistijo Djati, konselor KBRI Wina mengatakan bahwa melihat antusiasme anak-anak belajar budaya Indonesia membuat semangat semua orang Indonesia untuk terus menggaungkan nama Indonesia di kancah dunia.

Di akhir acara, anak-anak dan orang tua disuguhi makanan khas Indonesia yaitu aneka ragam jajan pasar. "Warna hijau makanan ini ( dadar gulung) tadinya membuat saya takut makan. Tapi ini warna hijau dari daun, jadi sangat sehat sekali," seru seorang anak kecil yang habis makan 2 dadar gulung.

Acara Schulkutur dan Tampil Budaya Indonesia ini adalah sebuah program yang dihidupkan kembali oleh KBRI Wina dan masyarakat Indonesia, setelah 3 tahun lamanya vakum.

0 comments:

Post a Comment

Hi 99ers,
Silahkan ajukan pertanyaan , saran ataupun kritik tentang karya dan kegiatan hanum rais. Kami akan menjawabnya. No question yang menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) ya ^_^ dan
Mohon maaf bila responnya lama :)