Q : Buku tentang apakah 99 Cahaya di Langit Eropa?
A : Dari judul, ada kata Eropa, mungkin orang sudah bisa menebak buku ini
tentu ada unsur jalan-jalannya. Benar, tidak sepenuhnya salah. Dan jika
anda mendengar angka 99, pasti sebagian besar akan mengasumsikannya
dengan asma’ul husna, kesempurnaan. Benar, juga. Jadi buku ini adalah
tentang sebuah perjalanan pencarian saya dalam menyibak cahaya
kesempurnaan yang di pancarkan peradaban Islam di benua ini. Buku ini
bergenre novel perjalanan spiritual sekaligus novel sejarah yang mencoba
menguak Eropa yang menyimpan sejuta misteri tentang Islam. Saya
menuliskannya dalam bahasa ringan dan sederhana berdasarkan interaksi
saya dengan banyak orang Eropa dari berbagai lini yang pernah saya temui
selama 3 tahun tinggal di Eropa. Untuk pertama kalinya saya merasakan
hidup di suatu negara dimana agama Islam menjadi minoritas, pengalaman
yang tentunya makin memperkaya spiritual saya untuk lebih mencintai
islam dengan cara yang berbeda.
Q : Apa yang kemudian membuat buku ini berbeda dengan buku traveling yang lain?
A
: Sangat berbeda. Karena jika Anda mencari buku traveling yang
mengumbar bagaimana tips dan trik berburu tiket perjalanan murah,
akomodasi nebeng atau gratis, konsumsi super ngirit, sehingga bisa
meraih keuntungan maksi dengan biaya paling minim, maka buku ini bukan
jawabannya. Bagi saya, travel cost memang penting, tetapi jangan sampai
mengurangi makna perjalanan itu sendiri. Traveling tidak sekadar untuk
bisa mengatakan ‚“Yes, I’ve been there. Done! Next destination is...”.
Lalu fotonya dipajang di twitter atau facebook.
Bagi saya yang lebih penting adalah, bagaimana makna sebuah
perjalanan harus bisa membawa pelakunya naik ‘derajat‘ yang lebih
tinggi, baik horizon ilmu maupun perspektif kemanusiaannya, meninggikan
keimanan dan ketaqwaanya pada Allah SWT. Buku ini memaparkan dan
merefleksikan ini semua.
Jika Anda berminat untuk mencari lebih jauh bagaimana saya
mendapatkan tiket murah, akomodasi dengan menginap di rumah kawan-kawan
atau kenalan, dan tips untuk mengisi perut yang paling efektif dalam
perjalanan saya ini, langsung ke email saya saja, kita berkorespondensi
secara pribadi saja yaaa...
Q : Apa yang melatarbelakangi anda menulis buku ini?
A
: Banyak hal. Tentang keprihatinan saya tentang kondisi ummah sekarang
ini. Itu yang pertama dan paling memotivasi saya. Fatma, teman saya
pernah getol sekali ingin belajar bahasa Inggris bersama saya. Ketika
saya tanya apa yang membuatnya begitu termotivasi. Ia menjawab, karena
suatu kali ia pernah begitu tersinggung terhadap dirinya sendiri. Suatu
kali seorang turis asing berbahasa Inggris bertanya padanya, mungkin
bertanya peta atau arah menuju suatu tempat. Namun Fatma menggeleng
tanda tak paham. Turis tadi kecewa, mungkin ia sudah begitu ‘desperate‘
bahwa ada seseorang yang bisa menjawabnya. Lalu Fatma melihat turis itu
bertanya kepada seorang berandalan jalanan berdandanan punk. Fatma
tersinggung oleh dirinya sendiri, ketika perempuan berbaju metal dengan
penuh tempelan paku dan sekrup di sekujur tubuhnya itu menjawab sang
turis dengan bahasa Inggris yang sangat lancar. Wajah turis itu langsung
sumringah. Entah, Fatma merasa begitu minder ketika melihat dirinya
berjilbab namun tak bisa menjawab apapun.
Itu hanya persoalan kecil. Persoalan lebih besar tentu adalah dalam
sekup negara. Ditengah retorikan teriakan jihad untuk berperang dengan
negara barat, sejatinya tak ada satupun negara muslim di dunia ini yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri dengan inovasi dan
teknologi modern. Rasa rasanya sudah tidak adalagi scholar muslim era
modern, yang namanya menonjol di panggung dunia, padahal jaman dahulu
banyak sekali. Yang lebih menyedihkan, ketika kita mengetik “muslim
scholar modern day” di Google, kita tidak akan menemui satupun nama
orang Indonesia yang tercatat di sana, padahal Indonesia adalah negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Ketika jilbab ‘diharamkan‘ di Prancis, minaret masjid dijatuhi
hukuman ‘mati‘ oleh publik Swiss dalam referendum, kartun Nabi Muhammad
dijadikan lelucon di Denmark, Video Fitna atau Submission di Belanda,
game internet Baba Moschee yang menkampanyekan penghilangan imigran
muslim di Austria diserukan, kita hanya bisa berteriak-teriak dan bakar
ini bakar itu. Hanya itu. Tidak lebih. Lalu menghilang diterpa berita
lain. Lalu beberapa waktu mendatang datang kejailan‘ yang lain. Begitu
begitu begitu terus.
Perjalanan saya mengetengahkan sebuah realitas, ketika sebuah bangsa
semakin meninggalkan akar keilmuannya, kecendekiaannya,
intelektualitasnya lalu hanya berkutat dengan dirinya sendiri, jauh
dari hal-hal yang konkrit dan produktif, saling menyerang karena yang
beda-beda tipis, menyalahkan sana sini, maka bangsa itu hanya tinggal
menunggu waktu untuk dicaplok oleh bangsa lain dan menjadi barang
tertawaannya.
Q : Tempat tempat mana saja yang dikunjungi dalam buku ini?
A
: Buku ini menjelajah 5 kota di Eropa yang bagi saya erat kaitannya
dengan perjalanan imperium keyakinan terbesar yang pernah ada, Islam.
Wina ke Paris ke Cordoba-Granada dan terakhir ke Istanbul. Memang dari
kelima kota ini, bukanlah kota baru‘ yang sering diungkap atau dibahas
di buku-buku traveling. Tapi buku ini lebih detil menceritakan isi dari
berbagai museum dan istana di Eropa, bahkan rumah ibadah seperti gereja
dan masjid yang lekat dengan ruh peradaban Islam. Membaca buku ini tak
hanya menggairahkan kita untuk menyaksikan keindahan Eiffel, kemegahan
Colosseum, sisa-sisa Tembok Berlin, atau nuansa air yang belleza di
gondola-gondola Venezia. Bukan juga hanya semata-mata melihat seperti
apakah stadion San Siro, Santiago Bernebau. Membaca buku ini kita
dibawa ke sebuah lazuardi peradaban Islam yang membangkitkan rasa
percaya diri dan kebanggaan sebagai muslim di jaman modern ini.
Q : Apa yang dapat disimpulkan dari perjalanan anda?
A
: ‘Dan perjalanan saya akhirnya kembali ke ‘titik awal‘ dimana
perjalanan itu dimulai. Di akhir cerita, saya menuliskan sebuah
kontemplasi dan refleksi saya tentang kondisi umat, apa tugas kita,
mengapa kita hidup dalam dimensi keberadaan dan lebih lengkapnya tentu
baca langsung buku saya ya...
*
Gambar diambil dari internet