4 Mar 2013

Interview Menapak Jejak Amien Rais

Q : Buku tentang apakah  Menapak Jejak Amien Rais ?
A : Buku ini adalah tulisan tentang kebersamaan saya dengan ayah saya, Amien Rais, kemudian diberi judul oleh penerbit dengan "Menapak Jejak Amien Rais".
Saya merasa mendapat banyak pelajaran nilai dan keteladanan dari seorang Amien Rais. Dalam buku ini, Saya mencoba menuliskan sosok Amien Rais yang jauh dari hingar bingar ekspose media dan politik. Saya mencoba merangkum  penggalan-penggalan kisah dan dialog saya dengan bapak, dengan gaya bercerita yang lugas dan sederhana, mudah mudahan pembaca tak perlu kesulitan mensarikan nilai hidup apa yang diajarkan Amien Rais.

Q : Apa yang kemudian membuat buku biografi ini berbeda dengan yang lain?
A : Biografi tokoh biasanya berkutat pada alur cerita perjalanan hidup dari lahir, sekolah, berkarir, hingga pencapaian pencapaian besar yang berhasil ia peroleh. Namun ada yang sering dilupakan dalam sebagian besar buku biografi bahwa jalan hidup seseorang tak akan pernah sama. Tidak mungkin kita bisa meniru persis jalan hidup orang lain. Buku Menapak Jejak Amien Rais ini adalah novel biografi yang ditulis oleh saya dengan gaya yang mengalir dan apa adanya. Bercerita tentang kisah kisah di balik panggung politik Amien Rais, jauh dari pengkultusan individu. Tak melulu hanya bercerita keberhasilan ayah saya, namun juga liku-liku kehidupannya, termasuk juga episode kegagalan kegalan yang pernah ia alami. Saya justru belajar banyak dari cara bapak mengatasi kegagalan kegagalan dalam hidupnya.

Q : Apa yang melatarbelakangi anda menulis buku ini?
A : Saya menganggap apa yang sudah saya peroleh dari keteladanan bapak saya adalah sesuatu yang berharga dan tak bisa saya simpan sendiri. Untuk itulah saya ingin berbagi kepada para pembaca. Kalaupun bapak bukanlah Amien Rais, bukan tokoh umat, bukan penggerak reformasi, bukan siapa-siapa, saya tetap akan menulisnya sebagai sosok  yang telah banyak memberi ilmu kehidupan kepada saya.
Dengan mengambil setting perjalanan perjuangan hidup bapak dari waktu ke waktu, saya banyak mendapat pelajaran berharga tentang kepemimpinan, nilai nilai keluarga dan mutiara hidup dari seorang sosok Amien Rais.

Q : Kepemimpinan? Bagaimana karakter kepemimpinan yang bisa di pelajari dari seorang Amien Rais ?
A : Bapak sering mendapat atribut sebagai figur pemimpin yang jujur, cerdas dan berani. Namun menurut saya kadar kejujuran dan intelektualitas orang mempunyai takaran dalam konteks yang berbeda-beda sehingga tidak mudah begitu saja kita tiru. Ada satu lagi karakter kepemimpinan dari bapak yang jarang ditonjolkan orang, tapi paling sering saya saksikan. Yaitu sifatnya yang selalu forward-looking, menatap ke depan. Setiap ada kegagalan, ia bisa cepat bangkit dan menata diri untuk kembali berkarya. Sifat ini juga yang mengajari saya untuk menjadi pemimpin bagi diri sendiri yang pantang menyerah dalam menemui tantangan tantangan hidup

Q : Anda juga menyebutkan nilai nilai keluarga, seberapa pentingkah arti keluarga bagi seorang Amien Rais?
A : Sangat penting sekali. Keluarga adalah pilar utama sebuah negara. Saya percaya bahwa negara akan kuat jika dipimpin oleh pribadi yang berhasil dalam keluarganya. Satu hal yang menjadi catatan dari saya betapa bapak dengan tenang dan tanpa beban berjuang di ranah publik melalui berbagai wadah, organisasi politik maupun keagamaan di Muhammadiyah. Karena bapak telah menyelesaikan urusannya terlebih dahulu dengan keluarganya sebelum ia melangkah jauh keluar rumah.

Q : Bisakah anda memberi contoh, nilai nilai keluarga yang diajarkan Amien Rais
A : Bisa. Misal bapak selalu mengajak kami untuk sholat berjama’ah. Bapak percaya, dengan selalu sholat berjamaah , kehidupan suatu rumah tangga pasti akan harmonis. Dan menurut saya ini kebiasaan yang baik. Pada bagian 4 buku ini, saya juga mencuplik bagaimana sentralnya peran ibu di dalam kehidupan seorang Amien Rais. Keputusan penting dalam hidupnya ia selalu konsultasikan dengan ibunda-nya Sudalmiyah Rais. Termasuk saat ibundanya menasehati Amien Rais agar menolak baik-baik tawaran Pak Habibie saat dirinya dicalonkan sebagai calon Presiden pada tahun 1999. Amien Rais selalu yakin, intuisi seorang ibu adalah kekuatan penting dalam hidup. Demikian pula ia mengajarkan pada saya agar selalu berbirrul walidain, berbakti kepada orang tua sepanjang masa.
(Dikutip dari Bab 3: Menembus Batas, hal: 133)

Q : Siapa yang harus membaca buku ini?
A : Ya, sebelum buku ini diterbitkan, saya mencoba meminta pendapat dari orang dengan berbagai latar belakang berbeda. Dari mulai ibu rumah tangga, wartawan, politisi, hingga kaum profesional yang jauh dunia politik. Rata rata tanggapannya positif. Mereka mengatakan, buku ini ringan dibaca dan cocok untuk siapapun yang masih mencari-cari bagaimana memaknai arti kehidupan, bagaimana seni memimpin diri sendiri dan membina keluarga.

*Gambar diambil dari internet

0 comments:

Post a Comment

Hi 99ers,
Silahkan ajukan pertanyaan , saran ataupun kritik tentang karya dan kegiatan hanum rais. Kami akan menjawabnya. No question yang menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) ya ^_^ dan
Mohon maaf bila responnya lama :)